Iklim investasi di Karimun sebagai salah satu kawasan Free Trade Zone (FTZ) semakin kondusif. Hal ini ditandai dengan mulai dikerjakannya mega proyek berinvestasi 500 juta Euro atau sekitar Rp7,250 triliun (asumsi 1 Euro= Rp14.500) oleh PT Saipem Indonesia di Tanjungpengaruh, Desa Pangke, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun resmi dikerjakan sejak diresmikan Dirjend Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian RI, DR Budi Darmadi, kemarin.
Menurut Manejer HRD PT Saipem Indonesia, Hasto Susilo, perusahaan galangan kapal dan anjungan minyak lepas pantai terbesar ketiga di dunia itu, untuk tahap awal bakal merealisasikan investasi yang nilainya 290 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp2,9 triliun (asumsi 1 dolar USA =Rp10.000). ”Kalau dihitung hingga proyek selesai investasi bisa mencapai 500 juta Euro,’’ bebernya.
”PT Saipem Indonesia masuk dalam grup Saipem Internasional, perusahaan Italia yang menghasilkan anjungan lepas pantai dan galangan kapal. Nilai investasi PT Saipem Indonesia mencapai Rp2,9 triliun dan bakal menyerap tenaga kerja hingga 5.000 orang,’’ ujar Ismeth Abdullah didampingi GM Offshore Saipem Groups, Yves Inbona dan Managing Director PT Saipem Indonesia, Michael Lane, usai penandatanganan Memorandum of Action (MoA) antara PT Saipem Indonesia dengan Pemkab Karimun, di Tanjungpengaruh, Desa Pangke, kemarin.
Tampak hadir dalam kesempatan itu, Dirjen Transportasi, Peralatan dan Telematika Departemen Perindustrian, Budi Darmadi dan undangan lain. Hadir juga muspida Provinsi Kepri dan jajarannya, Bupati Karimun Nurdin Basirun dan jajarannya.
Ia melanjutkan, PT Saipem Indonesia merupakan pionir bagi investor kelas dunia lain yang bakal masuk ke Karimun. ”Masuknya PT Saipem Indonesia ini, tidak terlepas dari lokasi Karimun yang sangat strategis,’’ paparnya.
Lebih jauh Ismeth menjelaskan, kehadiran PT Saipem ini juga akan menciptakan multiplier effect bagi sektor lain. ”Karena itu, kita minta sektor transportasi, hotel dan lainnya berbenah,’’ imbuhnya.
Hal lain yang menggembirakan, adalah PT Saipem Indonesia juga bakal mengutamakan tenaga kerja lokal untuk bekerja di sana. Bahkan, bagi tenaga kerja yang kurang terampil juga bakal diberikan pelatihan.
”Di negara lain yang menjadi tempat mereka (Saipem) beroperasi tetap mengutamakan tenaga kerja lokal,’’ paparnya.
Kapan nota Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Saipem Indonesia dan Pemkab Karimun ditandatangani? Ketika ditanya mengenai MoU tersebut, Ismeth menjelaskan, hal tersebut masih dalam perundingan.
Apakah belum ditekennya MoU itu dikarenakan masih adanya kendala izin selama 75 tahun? ”Itu (izin 75 tahun, red) salah satu kendalanya, tapi akan selesai dalam beberapa hari ini,’’ cetus Ismeth.
Ismeth menjelaskan, perusahaan asing seperti PT Saipem memang begitu teliti dengan MoU yang akan ditandatangani.
”Mereka memperhatikan dengan sangat detil kata demi kata, begitu juga kalimat demi kalimat. Kita bisa memakluminya, apalagi sebagai perusahaan asing memang betul-betul teliti,’’ paparnya.
Sementara itu, Kehadiran PT Saipem Indonesia, bukan satui-satunya unit bisnis Saipem Group di dunia. Saipem juga telah ekspansi ke tiga lokasi di Afrika, Amerika Latin, satu di Kazakhtan, Azarbaizan dan berbagai negara lain. ”Total karyawan Saipem di seluruh dunia mencapai 35 ribu orang,’’ timpal GM Offshore Saipem Groups, Yves Inbona.
Masih mengenai investasi PT Saipem Indonesia ini, Karimun boleh berbangga hati. Pasalnya, Saipem Indonesia akan menjadikan Karimun menjadi salah satu basis produksi yang terbesar dan utama.
”Di sini, kami akan menghasilkan produk dalam jumlah yang besar. Setahun, kapasitas produksi kami mencapai 30 ribu ton per tahun,’’ lanjut Yves.
Produk tersebut, tambahnya, bakal membidik segmen industri berskala besar. Mengenai rencana operasi, katanya, direncanakan bisa terealisasi sebelum dua tahun ke depan. ”Akhir tahun 2009, kita harapkan bisa mulai beroperasi,’’ ucapnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar