29 Sep 2011

Tanggul Raksasa Jakarta, 50 Kali Luas Monas

Tanggul rakasasa dibangun mengantisipasi Jakarta tenggelam pada 2030


VIVAnews - Berdasarkan hasil studi Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS), Jakarta diperkirakan akan mengalami penurunan muka tanah (land subsidence) dan peningkatan air laut yang signifikan pada 50-100 tahun ke depan. Bahkan, ramalan Jakarta akan tenggelam pada 2030 diyakini dapat terjadi.

Studi itu menyatakan Jakarta membutuhkan suatu sistem polder yang disempurnakan untuk menangani penurunan muka tanah. Rencana ini menurut Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo akan dituangkan dalam masterplan Giant Sea Wall, atau tanggul laut raksasa.

"Setelah studi, kami menyusun masterplan. Setelah Raperda baru kami lihat action plannya seperti apa, baru akan mulai. Mungkin dibutuhkan waktu yang panjang untuk menyelesaikan masterplan," ujar Fauzi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 8 Juli 2011.

Fauzi mengatakan, semua perencanaan harus didalami, dan dihitung kemudian dibuat model simulasi lebih rinci dari simulasi komputer yang telah dibuat. Semua merupakan komponen akan tertuang di dalam masterplan final.

"Keluarlah kemudian usulan Jakarta membutuhkan sistem polder yang disempurnakan. Sekarang kan sudah ada sistem poldernya, ini perlu disempurnakan," terangnya.

Namun, lanjut Fauzi, sistem polder ini membutuhkan tempat parkir air yang luasnya mencapai hingga 50 kilometer persegi.

"Itu 50 kali luasnya Monas. Di mana caranya mencari tempat seluas itu? Maka kemudian dibuat komputer simulation, satu-satunya kemungkinan terbuka adalah membangun polder tadi di teluk Jakarta. Itulah hasilnya yang akan kami tindak lanjuti di masterplan," jelasnya.

Dia menerangkan, pembuatan sistem polder itu dimaksudkan untuk membendung air laut. Seperti diketahui, saat ini kondisi pemukiman di sekitar pantai utara Jakarta kerap dilanda banjir rob.

Peristiwa itu memacu terjadinya landsubsidence. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan bekerjasama dengan pemerintah Belanda untuk pembuatan masterplan Giant Sea Wall di pantai utara Jakarta.

Menteri Urusan Eropa dan Kerjasama Pembangunan Belanda, Ben Knapen, mengatakan tim ahli dari Belanda telah melakukan penelitian mengenai banjir dan pemecahannya. Tanggul raksasa di teluk Jakarta akan memberikan perlindungan secara struktural.

Menurut Ben, bantuan akan diberikan secara bertahap. Untuk pembuatan masterplan sendiri setidaknya membutuhkan dana sekitar 4 juta Euro. Untuk pembuatan masterplan dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun, sedangkan untuk pembangunan secara keseluruhan waktu yang dibutuhkan cukup lama yakni 10-20 tahun.

Seperti diketahui, pembangunan tanggul raksasa atau giant sea wall akan direalisasikan dalam 10-15 tahun ke depan. Diskenariokan pembangunan ini selesai sebelum 2025. Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan para ahli dari Belanda akan merancang desainnya dalam waktu dekat.

Kota Rotterdam, Belanda, sudah lebih dulu membangun tanggul raksasa sejak 10 tahun lalu, dan cara ini berhasil diterapkan sehingga air laut tak lagi masuk menggenangi daratan. Saat ini tim ahli dari Rotterdam sedang mempelajari lingkungan di Jakarta, ini dilakukan agar bendungan raksasa yang nantinya akan dibangun dapat bertahan dalam waktu lama.
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar