Makassar (ANTARA News) - Pemerintah Kota Makassar sudah siap merealisasikan pengembangan konsep monorel (kereta rel tunggal) dan akan menjadi solusi utama menggusur konsep busway dalam mengatasi kemacetan arus lalulintas di Makassar.
Wali Kota Makassar, lham Sirajuddin, saat menggelar pertemuan dengan pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Maksasar, Senin, mengaku mega proyek Pemprov Sulsel itu akan dimulai dari Makassar yang menjadi sentral stasiun terminal.
"Karebosi akan menjadi sentral stasiun terminal dan diharapkan masalah ini dapat mengatasi permasalahan arus lalu lintas di Makassar," ujarnya.
Konsep monorel itu akan melalui jalan dari Jalan Ahmad Yani, Urip Sumoharjo dan Perintis Kemerdekaan yang berbatasan dengan Kabupaten Maros.
Konsep jalur monorel ini akan dimatangkan pekan ini, salah satunya dalam pematangan nilai investasi dan jalan yang akan dilalui sesuai dengan kepadatan arus lalulintas.
Namun taksiran nilai investasi minimal dari tim teknis sekitar Rp1 hingga Rp1,5 triliun dan Kalla Group menjadi investor dalam pengembangan mass rapit transit (MRT) dan bus rapit transit (BRT).
"Nilai investasi berdasarkan kajian awal kita bersama tim teknis sekitar Rp1 hingga Rp1,5 triliun dan rencana ini akan dimatangkan pada rapat lanjutan pekan ini," katanya.
Ia mengungkapkan keberadaan monorel ini akan menjadi alternatif untuk menyelesaikan masalah lalulintas. Beberapa jalan utama yang menjadi fokus kemacetan yakni Jalan Andi Pangerang Pettarani, Urip Sumoharjo dan Perintis Kemerdekaan.
"Kita belum mendapatkan masalah yang krusial, makanya kita berharap sebelum masalah datang solusi sudah ada dan monorel menjadi pilihan utama dalam menyelesaikan masalah tersebut," harapnya.
Selain itu, untuk koridor busway yang sudah direncanakan Pemerintah Kota Makassar beberapa tahun lalu kemungkinan tidak akan dilanjutkan lagi karena pihak Pemkot menganggap kurangnya investor yang mau menanamkan sahamnya pada konsep busway ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar