Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun tanggul raksasa atau Giant Sea Wall di pantai utara Jakarta. Pembangunan tanggul raksasa ini akan melibatkan pihak swasta dan dirancang untuk mengatasi masalah banjir yang diprediksi akan menenggelamkan Ibukota pada tahun 2030.
Selain dapat menahan banjir, dengan pembangunan tanggul itu dapat membuka kemungkinan untuk reklamasi, pengembangan pelabuhan, serta jalanan yang lebih baik di kawasan Jakarta Utara.
Rabu (6/7) Pemprov DKI menerima bantuan dari pemerintah Belanda untuk pembuatan masterplannya. Menurut Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, ada dua opsi yang diberikan pemerintah Belanda terkait rencana pembangunan tanggul raksasa ini, yakni dibangun di tengah laut atau lebih dekat ke pantai.
"Dua-duanya nanti akan kami kembangkan lebih lanjut," ujar Fauzi usai bertemu dengan Menteri Urusan Eropa dan Kerjasama Pembangunan Belanda, Ben Knapen, di Kedutaan Belanda kemarin malam.
Fauzi menyatakan, setelah masterplan rampung dikerjakan, maka Pemprov DKI akan segera mencari dana untuk pembangunan dengan mekanisme public private patnership (PPP). Sistem itu dipilih mengingat proyek pembangunan tanggul laut raksasa diprediksi akan menghabiskan dana triliunan rupiah.
"Selain dari kerajaan Belanda, untuk pembuatan masterplan kami juga akan anggarkan di APBD. Untuk pembangunannya dengan mekanisme public private patnership," ungkapnya.
Ben Knapen Selasa pagi (5/7) mengunjungi pertahanan pantai kota Jakarta. Dia mengatakan bantuan yang diberikan salah satunya untuk meningkatkan perekonomian di Jakarta. Sehingga warga Jakarta bisa hidup lebih aman lagi dan terbebas dari banjir.
Selain itu, tim ahli dari Belanda telah melakukan penelitian mengenai banjir dan pemecahannya. Tanggul raksasa di teluk Jakarta akan memberikan perlindungan secara struktural.
"Belanda kuat dalam hal penanganan masalah air secara integral. Untuk itu pembangunan pertahanan pantai juga membuka peluang untuk pengembangan ekonomi di wilayah pantai," katanya.
Dia menambahkan bantuan akan diberikan secara bertahap. Untuk pembuatan masterplan sendiri setidaknya membutuhkan dana sekitar 4 juta Euro.
"Kalau untuk pembangunannya bisa mencapai beberapa miliar Euro. Pembangunannya memang butuh dana yang besar. Tapi akan kita buat masterplannya dulu," jelasnya.
Pembuatan masterplan membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun, sedangkan untuk pembangunan secara keseluruhan waktu yang dibutuhkan cukup lama, 10-20 tahun. "Ini proyek besar. Jadi selain membutuhkan dana yang besar juga membutuhkan waktu yang lama," terangnya.
Pembangunan tanggul raksasa ini ditargetkan selesai sebelum 2025. Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan para ahli dari Belanda akan merancang desainnya dalam waktu dekat.
Kota Rotterdam, Belanda, sudah lebih dulu membangun tanggul raksasa dan cara ini berhasil diterapkan sehingga air laut tak lagi masuk menggenangi daratan.
Sebelumnya Kerajaan Belanda menghibahkan dana sebesar 53 juta euro atau sekitar Rp 655 miliar kepada Pemerintah Indonesia untuk membantu program pembangunan di empat sektor.
Dana hibah itu untuk program strategi yang baru dalam rangka kerja sama Indonesia-Belanda yang akan difokuskan pada sektor perairan dan isu-isu iklim terkait dengan masalah air, ketahanan pangan, di bidang hukum, serta pendidikan tinggi yang merupakan kerja sama antara lembaga pendidikan dan persahabatan.
sumber:google
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar