JAKARTA– Usulan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tentang pembentukan bank infrastruktur direspons pemerintah.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengaku sedang mempelajari kemungkinan pembentukan bank infrastruktur demi mendorong percepatan pembangunan nasional.
”Sedang kita pelajari sesuai perintah Presiden,”ujar Mustafa di Jakarta,kemarin. Dia menuturkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta ada kajian terhadap bank infrastruktur.Termasuk dalam kajian itu yakni tentang kemungkinan pembentukan bank baru atau memanfaatkan bank BUMN yang sudah ada, namun sekarang difokuskan pada pembiayaan infrastruktur. Kalangan swasta nasional berkomitmen untuk berinvestasi Rp1.350 triliun demi mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).Namun,mereka meminta pemerintah mendukung pendanaan jangka panjang dengan bunga yang relatif rendah untuk pembangunan infrastruktur.
Salah satu langkah konkretnya adalah mempercepat pendirian Bank Pembangunan Indonesia. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sofyan Basir menyerahkan keputusan pembentukan bank infrastruktur kepada Kementerian BUMN. Dia hanya memastikan bank BUMN siap mendukung proyek-proyek pembangunan infrastruktur. ”Saya belum tahu, bukan kapasitas saya, biar Pak Menteri (Menteri BUMN) nanti.Bank BUMN pokoknya mendukung sepenuhnya. Hari ini pun kita sudah bisa mendukung infrastruktur, sudah ada. Kalau mau percepatan, dibagi porsinya saja,” katanya. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, banyak investor asing tertarik menanamkan modal dalam program MP3EI.
Mereka antara lain investor Korea Selatan yang tertarik untuk masuk di sektor petrochemicaldan baja. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis mengatakan, komitmen dunia usaha untuk investasi Rp1.350 triliun demi mendukung MP3EI perlu dikawal agar bisa terealisasi. Meskipun BKPM optimistis komitmen tersebut akan terealisasi, perlu ada langkah dari pemerintah untuk terus mengingatkan dunia usaha. Pengamat ekonomi LIPI Latief Adam menilai janji yang diucapkan pengusaha tidak serta-merta dijadikan satusatunya jaminan mengalirnya investasi untuk mendukung MP3EI.
Menurutnya,yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong realisasi komitmen pengusaha adalah membenahi iklim investasi. Di bagian lain, realisasi investasi pada triwulan I/2011 mencapai Rp53,6 triliun atau tumbuh 27,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp42,1 triliun. Azhar Lubis mengatakan, lokasi proyek penanaman modal mulai menyebar ke daerahdaerah di luar Jawa.BKPM mencatat, investasi di luar Jawa pada triwulan I/2011 sebesar Rp23,7 triliun, naik 24,2% dibandingkan dengan periode sama pada 2010,Rp19,1 triliun.
Pengamat ekonomi Universitas Indonesia,Firmanzah mengatakan, kinerja investasi pada dasarnya sudah cukup baik,tapi masih perlu didorong lebih optimal lagi. Peluang meningkatkan investasi terbuka lebar lantaran dana asing yang masuk ke Indonesia semakin besar.
sumber: google.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar