REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membangun 13 danau buatan (Situ) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air. Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta, Fakhrurrazi, di Jakarta, Rabu, menyebutkan penambahan 13 danau dilakukan secara bertahap dan dimulai pada 2012 mendatang.
Ke-13 lokasi yang akan ditambah di antaranya, di Brigif Jagakarsa seluas 11 hektare, Bintaro seluas 3 hektare, Lebak Bulus seluas 3 hektare, dan Marunda seluas 56 hektare. Saat ini untuk pembebasan lahan masih dalam proses pembahasan. "Kita sedang proses pembebasan. Pembangunannya juga dilakukan secara bertahap," ujar Fakhrurrazi. Namun, Ia enggan menyebut besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan danau buatan.
Menurutnya, selain menambah danau buatan, pada 2012 mendatang, DPU DKI juga akan mengajukan anggaran untuk penertiban dan pengerukan di sekitar danau. Ke depan, di sekeliling danau juga akan dibangun jalan untuk mencegah warga mendirikan bangunan.
Ia mengakui, masyarakat Jakarta nampaknya masih belum menyadari pentingnya keberadaan danau sebagai daerah resapan. Tercatat, 26 danau yang ada di ibu kota, hanya lima yang keadaannya masih baik yakni Situ Babakan, Situ Mangga Bolong, Situ Rawa Dongkal, Situ Kelapa Dua Wetan, Situ Cilangkap.
Sementara, yang mengalami kerusakan di antaranya, Situ Rawa Badung, dan Sunter Hulu. Ia menyontohkan di Situ Rawabadung yang memiliki luas lima hektare, kini berkurang sekitar 30 persen. Selain itu pihaknya juga akan melakukan penataan fungsi saluran air dan meneruskan penyelesaian pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT).
Ia juga mengakui, secara umum sebagian besar kondisi danau di Jakarta bermasalah dengan sampah. Pihaknya mengaku kesulitan mencegah perilaku warga yang membuang sampah sembarangan. Sedangkan untuk perawatan terkendala masalah dana. "Bahkan DPU DKI Jakarta tidak memiliki anggaran rutin untuk perawatan danau. Memang ada tapi itupun sekitar 3-5 tahun sekali," tambahnya.
Ke-13 lokasi yang akan ditambah di antaranya, di Brigif Jagakarsa seluas 11 hektare, Bintaro seluas 3 hektare, Lebak Bulus seluas 3 hektare, dan Marunda seluas 56 hektare. Saat ini untuk pembebasan lahan masih dalam proses pembahasan. "Kita sedang proses pembebasan. Pembangunannya juga dilakukan secara bertahap," ujar Fakhrurrazi. Namun, Ia enggan menyebut besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan danau buatan.
Menurutnya, selain menambah danau buatan, pada 2012 mendatang, DPU DKI juga akan mengajukan anggaran untuk penertiban dan pengerukan di sekitar danau. Ke depan, di sekeliling danau juga akan dibangun jalan untuk mencegah warga mendirikan bangunan.
Ia mengakui, masyarakat Jakarta nampaknya masih belum menyadari pentingnya keberadaan danau sebagai daerah resapan. Tercatat, 26 danau yang ada di ibu kota, hanya lima yang keadaannya masih baik yakni Situ Babakan, Situ Mangga Bolong, Situ Rawa Dongkal, Situ Kelapa Dua Wetan, Situ Cilangkap.
Sementara, yang mengalami kerusakan di antaranya, Situ Rawa Badung, dan Sunter Hulu. Ia menyontohkan di Situ Rawabadung yang memiliki luas lima hektare, kini berkurang sekitar 30 persen. Selain itu pihaknya juga akan melakukan penataan fungsi saluran air dan meneruskan penyelesaian pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT).
Ia juga mengakui, secara umum sebagian besar kondisi danau di Jakarta bermasalah dengan sampah. Pihaknya mengaku kesulitan mencegah perilaku warga yang membuang sampah sembarangan. Sedangkan untuk perawatan terkendala masalah dana. "Bahkan DPU DKI Jakarta tidak memiliki anggaran rutin untuk perawatan danau. Memang ada tapi itupun sekitar 3-5 tahun sekali," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar