14 Mar 2011
Proyek Subway di Jakarta Tidak Terganggu
JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur DKI Jakarta H. Fauzi Bowo memastikan pembiayaan pembangunan Mass Rapis Transit (MRT) atau subway tahap pertama Lebak Bulus-HI, Jakarta Pusat, tidak terganggu karena peristiwa gempa dan tsunami menghantam wilayah Jepang. Dana pinjaman dari JICA (Japan International Coorporation Agency) untuk pembangunan tahap pertama tersebut sudah ada di pemerintah Indonesia.
“Jadi, musibah yang melanda beberapa titik di Jepang, tidak akan mempengaruhi pendanaan subway tersebut. Subway tetap berjalan sesuai rencana semula,”kata Fauzi Bowo usai rapat pimpinan (rapim) di Balaikotra.
“Saya minta para kontraktor, pengembang, dan konsultan bekerja lebih cepat agar pengoperasian subway lebih cepat lebih baik, atau minimal sesuai waktu yang dijadwalkan,” ujar Fauzi Bowo.
Proyek subway itu didanai pinjaman dari Pemerintah Jepang sebesar 120 miliar yen, APBN, dan APBD DKI. Nilai proyek tersebut sekitar Rp 13 triliun. Jalur MRT tahap I terdiri dari 13 stasiun (tujuh elevated section dan enam underground selection) masing-masing stasiun Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamaraja, Senayan, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bunderan HI.
Fauzi yakin dengan komitmen Pemerintah Jepang untuk tetap melaksanakan proyek MRT ini sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Begitu juga dengan proyek-proyek pembangunan lainnya yang dibiayai Jepang pasti akan tetap berjalan di ibukota.
“Kendati pemerintah jepang membutuhkan dana untuk pemulihan paska tsunami, saya yakin komitmen investasi jangka panjang tidak berpengaruh. InventasiJepang di tanah air cukup banyak dan saya tidak melihat adanya alasan untuk menarik investasi tersebut,” ujarnya.
Fauzi telah menginstruksikan PT MRT Jakarta tetap bekerja sesuai jadwal pembangunan fisik yang telah ditetapkan sebelumnya. “Saya menginstruksikan PT MRT Jakarta untuk segera melakukan prakualifikasi yang akan diikuti dengan proses tender. Selambat-lambatnya April 2012 sudah ada tandatangan kontrak dengan kontraktor. Sehingga pembangunan fisik segera dimulai dan target operasi tetap November 2016,” tegasnya.
Percepatan pengoperasian subway adalah jawaban terhadap kebutuhan masyarakat akan angkutan massal. Kota besar seperti New Delhi, India, juga nyaris sama dengan Jakarta. Sejak 15 tahun lalu ingin membangun MRT. New Delhi lebih dulu membangun MRT, dan pada 2010 sudah dua juta penumpang per hari yang menggunakan subway.
Lintasan MRT rute Lebak Bulus-HI direncanakan akan sepanjang 15,5 kilometer dengan rincian 10,5 kilometer di permukaan tanah, serta 5 kilometer di bawah tanah. Sebanyak enam stasiun bawah tanah juga akan dibangun di sepanjang rute tersebut, yakni di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia, dan tujuh stasiun elevated , yakni di Lebakbulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Nantinya, MRT diharapkan mampu mengangkut 960.000 orang per hari dengan headway per 5 menit. Target waktu perjalanan dari Lebak Bulus-HI mencapai 30 menit. Pada tahun 2016 MRT Lebak Bulus-HI mulai beroperasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar